GARDU BATUK  (Gerakan Terpadu Bantu Penderita Tuberculosis) adalah program inovasi Puskesmas Banguntapan 1 dalam upaya pencegahan penyakit Tuberculosis. GARDU BATUK merupakan kegiatan menerapkan strategi, cara dan teknik yang terpadu dan terstruktur sehingga penderita tuberkulosis memahami pentingnya berobat dengan teratur; keluarga mampu membantu proses pengobatan; masyarakat memahami dan waspada akan penyakit tuberculosis serta institusi pendidikan dapat terlibat dalam penanggulangannya.

Tujuan umum : 

Meningkatan angka kesembuhan pasien tuberkulosis dan meningkatkan penemuan penderita tuberkulosis di masyarakat.

Tujuan khusus : 

  1. Meningkatkan kepatuhan penderita tuberkulosis.
  2. Meningkatkan peran keluarga dalam membantu penderita tuberkulosis  minum obat secara teratur.
  3. Mengaktifkan kader untuk membantu penderita dan keluarga penderita dalam memantau keteraturan minum obat.
  4. Mengaktifkan kader untuk menemukan suspek.
  5. Meningkatkan peran seluruh karyawan puskesmas dalam memantau penderita TB.
  6. Mengaktifkan peran institusi dalam menanggulangi tuberkulosis

Sasaran :

Sasaran dalam kegiatan ini adalah petugas puskesmas, kader kesehatan, masyarakat, dan lintas sektor terkait termasuk institusi pendidikan.

Target program:

  1. Pencatatan klinis dan pengobatan penderita tuberkulosis di Puskesmas terdokumentasi dengan baik (Buku Batuk Lampiran 5).
  2. Terbentuk sistem untuk melibatkan seluruh karyawan puskesmas dalam pemantauan pasien TB.
  3. Semua penderita mendapatkan pelayanan dan edukasi yang sama sesuai standar (Lembar Edukasi Lampiran 5).
  4. Penderita tidak mangkir berobat.
  5. Keluarga penderita tuberkulosis mendapatkan edukasi yang sama sesuai standar.
  6. Terjalin komunikasi yang baik antara Puskesmas dengan penderita, keluarga penderita dan kader setempat terkait pengobatan yang dijalani penderita.
  7. Penemuan suspek penderita oleh masyarakat meningkat.
  8. Keterlibatan lintas sektor termasuk institusi pendidikan.

Kegiatan program:

  1. ASCF (active selective case finding
  2. Penyuluhan tentang TB di tingkat dusun
  3. Peningkatan peran Public Private Mix (PPM) dan masyarkat pada TB (peserta: kader, BPS, DPS, pengurus asrama mahasiswa)
  4. Advokasi ke PT wilayah kerja
  5. Pembentukan kader kesehatan mahasiswa
  6. Sarasehan TB (peserta kader masyarakat dan PT wilayah kerja)
  7. Workshop TB (peserta dosen, kader PT, pengurus asrama mahasiswa, guru UKS SMU/K, kader desa siaga)
  8. Skrining tuberkulosis di PT wilayah kerja
  9. Mini DOTS training 
  10. Monitoring dan Evaluasi kegiatan

Dokumentasi program:

Sosialisasi Gardu Batuk di Puskesmas Banguntapan I

Sosialisasi Gardu TB di Pertemuan Kader Desa Potorono

Aktif Selektif Case Finding  (ASCF)

Pembentukan  Kader TB Stikes Surya Global

Advokasi di Stikes Surya Global

Workshop TB 

Pertemuan Kader TB