Banguntapan – Sebagai upaya pencegahan penyakit bakteri menular yang berpotensi menyerang paru-paru atau tuberculosis (TB), Puskesmas Banguntapan 1 bekerja sama dengan Zero TB Yogyakarta melakukan gerak cepat cegah penularan TB dengan ACF (Acitive Case Finding) pada hari Rabu, 21 Juni 2023 yang berlokasi di Puskesmas Banguntapan 1. 

Tuberculosis (TB) merupakan penyakit menular yang termasuk dalam 10 penyakit penyebab kemaian terbanyak di dunia. Indonesia menempati posisi ketiga dengan kasus TBC terbesar setelah India dan China. WHO memperkirakan, di Indonesia terdapat 845.000 insidensi TBC (770.000-923.000) pada tahun 2018 yang setara dengan 316 (288-345) kasus per 100.000 penduduk. Dari 845.000 kasus, diperkirakan sebesar 21.000 merupakan kasus TBC dengan HIV-positif, 24.000 merupakan insidensi TBC MDR/RR dengan perkiraan angka mortalitas sebesar 93.000 untuk TB dengan HIV-negatif dan 5.300 untuk TBC dengan HIV-positif.

Dengan semua data di atas, maka suatu tantangan yang besar untuk mengeliminasi TB di Indonesia. Apalagi ditambah pandemi Covid-19 yang cukup berpengaruh terhadap pengendalian TB. Meski demikian, tantangan besar itu bukan suatu yang mustahil untuk ditaklukkan. Dengan upaya yang terstruktur dan melibatkan semua pihak, maka eliminasi TBC dapat diwujudkan.

Puskesmas Banguntapan 1 bekerja sama dengan Zero TB Yogyakarta melakukan kegiatan dalam usaha mencari kasus TB di masyakarat yaitu kegiatan skrining aktid yang disebut juga Active Case Finding (ACF). Sasaran dalam kegiatan ini adalah kontak serumah pasien TB, ODHIV, suspect TB, penderita dengan penyakit penyerta seperti DM dan pasien hemodialisa. Kegiatan diawali dengan penjelasan singkat mengenai penyakit TB dan alur pemeriksaan ACF, anamnesis/ wawancara faktor risiko TB, pemeriksaan Xray, intepretasi hasil pemeriksaan Xray. 

Kegiatan ini diikuti sebanyak 116 peserta yang terdiri dari 65 peserta kontak serumah, 22 ODHIV, 3 pengunjung puskesmas, 3 tenaga kesehatan dan 23 lainnya (penderita DM, hemodialisa,dll). Sebanyak 112 dilakukan pemeriksaan Xray sedangkan 4 tidak dilakukan pemeriksaan Xray ( 2 tidak ada indikasi dan 2 tidak bisa berdiri). Hasil intepretasi pemeriksaan Xray, sebanyak 24 dilakukan pemeriksaan TCM dan 40 orang dilakukan pemeriksaan TST. 

Harapan kedepannya, kerjasama ini bisa terus dijalankan untuk membantu pemerintah dalam upaya eliminasi TB di Indonesia melalui kegiatan penemuan TB secara aktif, meningkatkan pengobatan TB yang standar dan melaksanakan kegiatan pencegahan TB.